PULANG PISAU/TABENGAN.CO.ID – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) per tanggal 01 Januari 2024 sampai 18 Februari 2024 sudah ditemukan sebanyak 104 kasus, dan 3 (tiga) orang diantaranya telah meninggal dunia.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pulpis dr Pande Putu Gina, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Pulpis, dr. Jamil, di kantornya, Selasa (20/02/2024) siang.
Dikatakan Jamil, kasus DBD ini jauh lebih meningkat tajam dimana sejak awal bulan hingga 18 Februari 2024 mengalami lonjakan yang signifikan, dan dimana pada kasus DBD tahun 2023 lalu kenaikan kasus tercatat secara keseluruhan sebanyak 144 kasus. Hal ini tentunya menjadi perhatian serius pihak Dinkes Pulpis agar bisa diatasi secepatnya. Dimana kasus DBD Tahun 2022 lalu jauh lebih menurun yakni tercatat sebanyak 7 kasus saja.
“Sampai 18 Februari 2024 sudah 104 kasus DBD ditemukan di Kabupaten Pulpis, dan sejak awal bulan dan memasuki bulan kedua memgalami peningkatan cukup tinggi, dan terbanyak di Kecamatan Kahayan Hilir sebanyak 31 kasus,” bebernya.
Untuk memutus mata rantai demam berdarah tersebut, tambah Jamil, pihaknya mengajak semua pihak terutama aparat desa dan juga Tim Jumantik Desa serta masyarakat agar selalu menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal masing-masing.
Jamil menjelaskan, ada prosedur-prosedur yang dilakukan oleh Dinkes apabila ada ditemukan kasus DBD yang menimpa warga. Dinkes akan melakukan penyelidikan etimologi serta melihat di sekitar rumahnya apakah ditemukan ada jentik yang harus dibasmi atau Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M plus, kemudian jika di butuhkan fogging maka akan dilakukan foging.
“Untuk fogging ini tidak efektif dilakukan pak, karena hanya membunuh nyamuk dewasa, dan bukan membunuh jentik, dan jentik akan tumbuh menjadi nyamuk dewasa beberapa hari kemudian. Untuk itu kita lebih menyarankan dilakukan PSN,” jelasnya.
Ia juga mengimbau warga agar bisa melakukan bersih-bersih di sekitar rumah. Seperti membersihkan tempat berkembang biaknya jentik di bak mandi, tempat minum burung dan tempat- tempat yang menampung air hujan seperti ban bekas dan lainnya.
Untuk di ketahui, sebaran kasus DBD yakni di Kecamatan Kahayan Kuala sebanyak 2 kasus, Kecamatan Pandih Batu sebanyak 11 Kasus, Kecamatan Maliku sebanyak 23 kasus, Kecamatan Kahayan Hilir 31 Kasus, Kecamatan Jabiren Raya sebanyak15 kasus, Kecamatan Kahayan Tengah 4 Kasus, dan Kecamatan Banama Tingang sebanyak 1 kasus.
Lebihlanjut, sambung Jamil, tiga orang meninggal dunia karena DBD ini adalah anak-anak, dan diakuinya, peningkatan kasus DBD juga rata-rata adalah anak-anak dan tercatat sampai usia 12 tahun.
” Yang meninggal dunia karena DBD ini pak, mereka masuk ke Rumah Sakit itu sudah dalam kondisi kritis. Dan trombosit darah sudah rendah sekali,” pungkasnya. c-mye