BUDAYA  

Uniknya Lomba Maneweng, Manetek, Tuntang Manyila Kayu

TABENGAN/RAHUL SERU-Suasana Lomba Maneweng, Manetek, Tuntang Manyila Kayu pada Festival Palangka Raya 2024 yang disambut antusias masyarakat, Kamis (25/4).

PALANGKA RAYA/TABENGAN.CO.ID – Salah satu lomba yang selalu ditunggu dan menarik disaksikan oleh masyarakat pada setiap pagelaran Festival Palangka Raya adalah Lomba Maneweng, Manetek, dan Tuntang Manyila Kayu. Lomba ini memiliki keunikan budaya karena memuat pesan lestari hutan sebagai bagian dari pada upaya menumbuh dan mengembangkan kesadaran akan arti penting kelestarian hutan di tengah kehidupan manusia.

Lomba Maneweng, Manetek, dan Tuntang Manyila Kayu bertujuan untuk memperagakan salah satu bentuk dari pada pemanfaatan hutan secara tradisional di kalangan masyarakat Dayak dengan menggunakan beliung sekaligus memberikan tontonan yang menarik.

Pada Festival Palangka Raya 2024, lomba ini sangat digandrungi masyarakat. Antusias dari peserta, juri hingga masyarakat terhadap lomba ini memang sangat besar. Hal tersebut diungkapkan salah satu juri sekaligus Koordinator Lomba Maneweng, Manetek, Manyila Kayu, P Lampang.

“Pada Festival Palangka Raya 2024 kali ini, Lomba Maneweng, Manetek dan Manyila Kayu diikuti oleh perwakilan peserta dari 5 kecamatan yang ada di Palangka Raya dan disaksikan oleh ribuan masyarakat yang hadir,” ujar Lampang kepada Tabengan saat dibincangi di sela-sela lomba, Kamis (25/4).

Lampang menjelaskan, lomba ini memiliki keunikan karena peralatan yang digunakan yakni baliung (alat potong sejak zaman batu mirip kapak) dan baliung yang digunakan harus yang masih tradisional dan bukan yang sudah dimodifikasi.

“Jadi memang baliung yang digunakan benar-benar tradisional karena tujuan lomba ini diadakan adalah melestarikan kebudayaan dan kearifan lokal,” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, Lomba Maneweng, Manetek, dan Tuntang Manyila Kayu terdiri dari tiga tahapan, yaitu maneweng (menebang), manetek (memotong), dan menyila (membelah).

“Peserta diharapkan mengenakan busana khas daerah setempat untuk menjaga keaslian budaya mereka. Keamanan menjadi prioritas dalam lomba ini. Setiap peserta diwajibkan memerhatikan jarak dengan peserta lain serta menggunakan alat dengan penuh kewaspadaan,” bebernya.

Kemudian, kata dia, setiap peserta menebang satu kali, memotong satu kali dengan mendapatkan dua potongan kayu. Setelah itu, potongan kayu dibelah menjadi delapan bagian sehingga menghasilkan enam belas bilah.

“Kami berharap melalui Lomba Maneweng, Manetek dan Tuntang Manyila Kayu ini kebudayaan lokal semakin dicintai oleh masyarakat Dayak dan juga dapat dilihat oleh khalayak luas tentang kearifan lokal budaya Dayak. Lomba Maneweng, Manetek, Tuntang Manyila Kayu menjadi salah satu sorotan utama dalam Festival Palangka Raya 2024. Lomba ini bukan hanya sekadar perlombaan, tetapi juga merupakan upaya untuk melestarikan warisan budaya dan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian hutan. rmp