PURUK CAHU/TABENGAN.CO.ID – Banjir terbesar selama lebih dari satu dekade di Kabupaten Murung Raya (Mura) di kota Puruk Cahu, terulang kembali mengawali tahun 2024. Berbagai cerita turut ditinggalkan banjir setelah sekitar 5 hari merendam sejumlah desa di Kecamatan Murung yang menjadi titik lokasi terparah banjir tahun ini.
Berdasarkan pantauan awak media Senin (22/1), air di sejumlah titik seperti di Jalan Jenderal Sudirman depan Hotel Family, Jalan A Yani tepatnya di Dirung Bajo dan simpang Pulo Basan, di seputar Pasar Pelita Hilir dan Pasar Pelita Hulu yang belakangan tidak bisa dilewati, sekarang sudah bisa dilewati sehingga tidak perlu lagi menggunakan jalan alternatif.
Demikian halnya di jalan Lunting Raya, tampak masyarakat setempat tengah sibuk membersihkan rumah dari sisa-sisa lumpur yang ditinggalkan banjir. Dengan menggunakan trotoar sebagai tempat untuk menjemur perabot rumah tangga, seperti kasur, bantal, guling, sofa, serta perabot rumah tangga lainnya. Trotoar juga dipenuhi palang untuk menjemur pakian dan bahan kain lainnya.
Arabain, seorang warga jalan Lunting Raya mengaku tidak sempat menyelamatkan barang-barang terutama perabotan rumah tangga, karena banjir tergolong banjir tercepat dan terlama merendam Lunting Raya dan sekitarnya. “Kami cuma sempat menyelamatkan dokumen-dokumen penting dan beberapa potong pakaian saja karena air cepat sekali naiknya, sedangkan kami sedang mengikuti acara haul guru sekumpul waktu itu. Sehingga ketika tiba di Puruk Cahu kami hanya mengunci rumah memastikan tidak ada barang yang ikut hanyut bersama banjir,” ujar Arbain.
Dipastikan 2-3 hari ke depan di wilayah Beriwit, Jalan Sanggarahan, dan dari jalan menuju Desa Juking Pajang hingga ke desanya yang masih terendam akan segera surut. Sementara kondisi intensitas curah hujan sejak Minggu (22/1) hingga berita ini diturunkan, di kota Puruk Cahu dan sekitarnya air sudah mulai turun sangat rendah. c-sjs