DPMDes Akui Manfaat Kaji Banding di DIY

Kadis PDMDes Pulpis Herman Wibowo

PULANG PISAU/TABENGAN.CO.ID – Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMDes) Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) Herman Wibowo, Rabu (15/5) mengatakan, ada beberapa poin penting pada kegiatan kaji banding dan belajar Pemkab Pulpis, bersama Camat, Kades dan Ketua TP PKK Kecamatan dan Desa se-Kabupaten Pulpis ke Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) beberapa waktu lalu.

Latar belakang kegiatan tersebut, kata Herman, yakni prevelensi stunting Kabupaten (Kab) Pulpis yang berdasarkan survey kesehatan indonesia (SKI) tahun 2023 yang masih berada dikisaran angka 24 persen. Walaupun itu juga, kata Herman, peningkatan penanganan stunting di Kab Pulpis, karena di tahun 2022 lalu, prevelensi stunting Kab Pulpis berdasarkan data SSGI di angka 31 persen. Evaluasi MCP KPK terhadap tata kelola desa walaupun sudah dinilai baik di angka 95 persen, namun menurutnya tetap diberi catatan kaitan siskeudes yang masih off line.

Selain itu, tambah Herman, latar belakang lainnya, yakni adanya tambahan indikator di bidang pembangunan yang salah satunya adalah pembinaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa). Dan juga target adanya desa di Kab Pulpis yang status IDM nya menjadi desa mandiri. Terhadap hal tersebut di atas, kata Herman, perlunya suatu kegiatan yang bisa membuka wawasan bagi para camat dan kades serta ketua TP PKK Kecamatan dan desa.

Pilihan terhadap lokus tiga desa, tambah Herman, didasarkan pada pertimbangan di atas. Pertama, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, DIY. Adalah desa yang berhasil dalam penanganan stunting. Prevelensi di desa ini di bawah 5 persen. Setelah pada tahun 2020 di angka 30 persen. Cerita keberhasilan inilah yang diinginkan bisa ditularkan ke desa desa di Kab Pulpis.

Kedua, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kab Bantul, DIY. Adalah desa dengan penghargaan terbaik nasional dalam tata kelola pemerintahan desa. Bumdes panggung sari, desa panggungharjo, dengan unit usaha kampung kuliner dan pengelolaan sampahnya telah memberikan kemanfaatan yang besar dan mengumbang pada desa. Malah unit pengelolaan sampahnya juga ikut membantu pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta yang saat ini krisis sampah. Cerita keberhasilan Bumdes Desa Panggungharjo, diharapkan akan memberi kesadaran dan semangat bagi kades dalam mengelola dan mengembangkan bumdesnya.

Dan ketiga, lanjut Herman, adalah Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Adalah desa yang ditetapkan pemerintah pusat menjadi desa wisata rotan. Kerajinan rotan dari desa ini bukan hanya telah menembus pasar domestik tapi juga internasional. Sebagian besar masyarakatnya terlibat dalam proses pengolahan dan kerjajinan rotan. Dan ini memberikan dampak ekonomi bagi desa dan warganya serta mendapat predikat desa devisa dari Kementrian Perdagangan.

Dan satu hal, tambah Herman, bahwa desa ini tidak mempunyai kebun rotan. Rotan yang digunakan untuk kerajinan berasal dari Kalimantan. Cerita keberhasilan kerajinan rotan inilah yang ingin dibagi pengalaman buat desa desa di Kabupaten Pulpis. c-mye